Pages

 

Sunday, April 2, 2023

Remedial Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap PPKn TP. 2022/2023 Kelas XI

0 komentar


Assalamualaikum wr wb

Berikut Bapak sampaikan informasi mengenai remedial Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap PPKn TP. 2022/2023


Petunjuk Umum

1.Untuk mengetahui apakah ananda harus melaksanakan remedial atau tidak, terlebih dahulu silahkan cek daftar nilai PTS berikut:

Bagi yang memperoleh nilai di bawah KKM (75,00) silahkan mengikuti remedial. Bagi siswa yang telah tuntas namun ingin memperbaiki nilai, dipersilahkan untuk kembali mengerjakan soal.

2. Setiap peserta remedial diwajibkan untuk login menggunakan akun google untuk dapat mengakses formulir soal remedial;

3. Setiap peserta hanya diperkenankan untuk mengisi formulir soal sebanyak 1 x (satu kali), apabila ada peserta yang kedapatan mengakses lebih dari batas yang telah ditetapkan, maka nilai yang diambil adalah nilai yang pertama diperoleh.

4. Setiap peserta diharapkan dapat bersikap jujur dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan meski dalam proses pengerjaannya tidak diawasi oleh guru;

5. Apabila terdapat kendala pada saat mengerjakan soal, silahkan hubungi guru mata pelajaran.

 

Link Remedial

Soal Remedial PTS PPKn Kelas XI MIPA

Read more...

Thursday, December 8, 2022

Remedial Sumatif Akhir Semester/ Penilaian Akhir Semester Ganjil PPKn

0 komentar

 

Remedial Sumatif Akhir Semester/ Penilaian Akhir Semester Ganjil PPKn 


Assalamualaikum wr wb

Berikut Bapak sampaikan link soal remedial Sumatif Akhir Semester / Penilaian Akhir Semester Ganjil PPKn TP. 2022/2023


Petunjuk Umum

1.  Setiap peserta diwajibkan untuk login menggunakan akun google untuk dapat mengakses formulir soal remedial

2.  Setiap peserta hanya diperkenankan untuk mengisi formulir soal sebanyak 1 x (satu kali), apabila ada peserta yang kedapatan mengakses lebih dari batas yang telah ditetapkan, maka nilai yang diambil adalah nilai yang pertama diperoleh.

3.  Setiap peserta diharapkan dapat bersikap jujur dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan meski dalam proses pengerjaannya tidak diawasi oleh guru

4. Apabila terdapat kendala pada saat mengerjakan soal, silahkan hubungi guru mata pelajaran.

5. Batas Akhir Pengerjaan untuk pilihan Mengerjakan Soal adalah 9 Desember 2022 Pukul 23.59 WIB dan untuk pilihan Mengerjakan Tugas adalah 10 Desember Pukul 23.59 WIB.

 

Link Soal Remedial

1.      Remedial SAS Kelas X.1-X.4

2.      Remedial PAS Kelas XI MIPA

3.      Remedial PAS Kelas XII MIPA

 

Terima Kasih


Read more...

Monday, March 28, 2022

Latihan Soal US PPKn Kelas XII MIPA

0 komentar

Assalamualaikum wr wb

Berikut Bapak sampaikan link soal latihan Ujian Sekolah TP. 2021/2022.

 



LINK SOAL

Latihan Soal US PPKn Kelas XII MIPA

 

Terima Kasih

Read more...

Saturday, March 26, 2022

Remedial Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap PPKn Kelas XI

0 komentar

 

Assalamualaikum wr wb

Berikut Bapak sampaikan link soal remedial PPKn Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap TP. 2021/2022

 


Petunjuk Umum

1.  Setiap peserta diwajibkan untuk login menggunakan akun google untuk dapat mengakses formulir soal remedial

2.     Setiap peserta hanya diperkenankan untuk mengisi formulir soal sebanyak 1 x (satu kali), apabila ada peserta yang kedapatan mengakses lebih dari batas yang telah ditetapkan, maka nilai yang diambil adalah nilai yang pertama diperoleh.

3.  Setiap peserta diharapkan dapat bersikap jujur dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan meski dalam proses pengerjaannya tidak diawasi oleh guru

4.  Apabila terdapat kendala pada saat mengerjakan soal, silahkan hubungi guru mata pelajaran.

 

LINK SOAL

Remedial PTS Genap PPKn Kelas XI MIPA

 

Terima Kasih

Read more...

Remedial Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap PPKn Kelas X

Assalamualaikum wr wb

Berikut Bapak sampaikan link soal remedial PPKn Penilaian Tengah Semester (PTS) Genap TP. 2021/2022

 

Petunjuk Umum

1.  Setiap peserta diwajibkan untuk login menggunakan akun google untuk dapat mengakses formulir soal remedial

2.  Setiap peserta hanya diperkenankan untuk mengisi formulir soal sebanyak 1 x (satu kali), apabila ada peserta yang kedapatan mengakses lebih dari batas yang telah ditetapkan, maka nilai yang diambil adalah nilai yang pertama diperoleh.

3.  Setiap peserta diharapkan dapat bersikap jujur dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan meski dalam proses pengerjaannya tidak diawasi oleh guru

4.  Apabila terdapat kendala pada saat mengerjakan soal, silahkan hubungi guru mata pelajaran.

 

LINK SOAL

Remedial PTS Genap PPKn Kelas X MIPA

Remedial PTS Genap PPKn Kelas X IPS

 

Terima Kasih


Read more...

Saturday, May 9, 2020

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945

0 komentar

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 1945
Oleh: Fahmi Haristian Fauzi

Perumusan Dasar Negara Indonesia
Kabar seputar melemahnya posisi jepang dalam perang Asia Timur Raya menjadi berita yang menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, berita tersebut setidaknya membuat harapan akan terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia semakin terang-benderang. Setelah sebelumnya Perdana Menteri Koiso dalam sidang parlemen Jepang pada tanggal 7 September 1944, telah memberikan janji kemerdekaan di kemudian hari bagi Indonesia. Beberapa waktu kemudian tepatnya pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang melalui Letnan Jenderal Harada Kumakichi mengumumkan mengenai pendirian Dokuritsyu Zyunbi Tyosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebagai realisasi janji kemerdekaan yang telah diberikan pemerintah Jepang.[1]
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia secara resmi didirikan pada 29 April 1945. Badan ini bertugas mempelajari, mempersipakan dan melengkapi segala sesuatu terkait kemerdekaan Indonesia, terutama yang berkaitan dengan persyaratan berdirinya negara Indonesia.  Adapun susunan kepengurusan BPUPKI antara lain terdiri atas ketua Dr. Radjiman Wediodiningrat, wakil ketua Ichibangase dan Suroso, serta anggota yang berjumlah enam puluh orang. Sebagai realisasi dari tugasnya sebagai badan yang bertugas mempersiapkan berdirinya negara Indonesia, BPUPKI kemudian melaksanakan sidang Pleno pertama pada 29 Mei-1Juni 1945. Sidang Pleno tersebut membahas mengenai konsep dasar negara Indonesia sebagai negara merdeka. Dalam perumusan ini terdapat beberapa pandangan tentang konsep dasar negara, diantaranya sebagaimana diungkapkan oleh Mr. Muhammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir Soekarno. Pada perumusan tersebut pula atau tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya Ir Soekarno memperkenalkan gagasan Pancasila.
Sidang Pleno pertama BPUPKI dalam pelaksanaanya belum bisa menghasilkan kesimpulan yang final mengenai konsep dasar negara. Kondisi ini kemudian melatarbelakangi pembentukan panitia kecil yang berjumlah sembilan orang atau yang lebih familiar disebut dengan Panitia Sembilan, sembilan orang tersebut diantaranya: Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr.Muhammad Yamin, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso. Panitia Sembilan sendiri dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945 atas prakarsa Ir Soekarno. Sebagai hasil dari kerja panitia sembilan adalah berupa rumusan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Adapun rumusan Piagam Jakarta tersebut antara lain:
1.   Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2.   (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3.   Persatuan Indonesia;
4.   (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5.   (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.[2]
Peristiwa pemboman Nagasaki dan Hiroshima di Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 oleh sekutu, semakin membuka lebar pintu kemerdekaan Indonesia. Segala sesuatu yang telah dipersiapkan BPUPKI sebagai usaha untuk merealisasikan berdirinya negara Indonesia tidak sia-sia.  Pada tanggal 11 Agustus 1945 beberapa tokoh nasionalis Indonesia diantaranya Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Rajiman Wediodiningrat tiba di Dalat, Saigon-Vietnam guna memenuhi panggilan Terauchi, Panglima Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara . Beberapa waktu sebelumnya, pada tanggal 7 Agustus 1945 terdapat peristiwa penting yaitu perubahan nama BPUPKI menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Kedatangan tokoh nasional ke Dalat sendiri antara lain dalam rangka pelantikan Ir Soekarno dan Drs Moh. Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI, serta membahas dua agenda penting yaitu mengenai waktu Indonesia merdeka dan pembahasan kembali tentang batas-batas wilayah Indonesia. Maka setelah diadakan pembahasan lebih jauh disetujuilah bahwa kemerdekaan akan diumumkan secara resmi setelah sidang PPKI yang direncanakan pada tanggal 18 Agustus 1945.[3]

Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945, berita kekalahan Jepang dari pasukan sekutu menimbulkan gejolak diantara bangsa Indonesia. Keinginan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan menyeruak di seantero negeri, sementara itu mengenai kapan waktu pelaksanaan proklamasi masih belum menemui kepastian. Kondisi tersebut kemudian melahirkan perdebatan diantara bangsa Indonesia terutama diantara golongan pemuda dengan golongan tua mengenai kapan proklamasi dilaksanakan dan bagaimana proklamasi tersebut dilaksanakan.[4]
Para pemuda yang sudah tidak sabar lagi menunggu, melalui Sjahrir berupaya mendesak Soekarno dan Hatta untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan secepat mungkin dan harus keluar dari bayang-bayang Jepang, atau selambat-lambatnya pada 16 Agustus 1945 di luar kerangka PPKI. Para pemuda memang cenderung tidak percaya terhadap janji kemerdekaan yang diberikan Jepang, PPKI sendiri oleh para pemuda dianggap sebagai bayang-bayang Jepang.[5] Akan tetapi baik oleh Soekarno maupun Hatta memilih tetap pada perjanjiannya dengan Terauchi, untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan setelah rapat PPKI atau sekitar tanggal 18 Agustus 1945.[6]
Pasca penolakan yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta, para pemuda kembali mengadakan rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh guna membicarakan langkah selanjutnya. Hasilnya, rapat memutuskan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, serta mendesak keduanya untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan pada 16 Agustus 1945, sedangkan untuk pelaksanaan pengungsian diserahkan kepada dr Soetjpto dan Sukarni. akhirnya tepat pada pukul 03.00 dini hari Soekarno dan Hatta oleh para pemuda dibawa ke Rengasdengklok, suatu daerah yang terletak di sebelah utara Karawang.[7]
Walaupun sudah “diamankan” ke Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta masih tetap pada pendiriannya. Sikap teguh Soekarno dan Hatta itu antara lain disebabkan mereka masih belum percaya akan berita yang diberikan oleh pemuda, dan berita resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh keduanya.
Sementara itu, Ahmad Subardjo yang tengah sibuk mencari kebenaran informasi tentang penyerahan Jepang kepada sekutu dikejutkan oleh kabar menghilangnya Soekarno dan Hatta. Keberadaan keduanya diketahui setelah Ahmad Subardjo memperoleh informasi dari Wikana, Maka kemudian Ahmad Subardjo pun berangkat untuk menjemput Soekarno dan Hatta Ke Rengasdengklok. Setelah berhasil meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, Ahmad Subardjo pun berhasil membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.

 Proklamasi Kemerdekaan
Setibanya mereka di Jakarta, rombongan yang membawa serta Soekarno dan Hatta dari Rengasdengklok langsung menuju rumah Laksamana Tadeshi Maeda di Jalan Myakodori (sekarang Jalan Imam Bonjol No.1). Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan dari Ahmad Subardjo, setelah sebelumnya Hatta meminta Ahmad Subardjo untuk menghubungi hotel Des Indies untuk mengadakan rapat anggota panitia persiapan pada pukul 12.00 malam akan tetapi ditolak oleh pengurus hotel dengan alasan larangan dari Jepang apabila telah melebihi pukul 10.00 WIB.[8] Selain itu, berdasarkan ketentuan Jepang, rumah Laksamana Maeda termasuk ekstra-territorial dari gangguan Angkatan Darat Jepang.[9] Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Maeda pun membawa serta Kolonel Miyoshi ke kediamannya. Kehadiran Miyoshi di kediaman Maeda sebagai perwira Angkatan Darat meruapakan suatu tindakan pencegahan yang bijaksana untuk memberi kesan bahwa Angkatan Darat diberi tahu tentang apa yang terjadi di rumahnya. Di rumah Laksamana Maeda sendiri telah berkumpul para anggota PPKI yang menurut rencana akan mengadakan rapat namun batal.
Laksamana Maeda memberikan kesempatan kepada Soekarno, Hatta dan Ahmad Subardjo untuk merumuskan naskah proklamasi. Kalimat pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami Bangsa Indonesia dengan  ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Ahmad Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Kedua kalimat tersebut digabung dan disempurnakan oleh Moh.Hatta Sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita miliki sekarang utuk kemudian diketik oleh Sayuti Melik, kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta [10]
Terdapat tiga perubahan yang dilakukan pada naskah proklamasi terakhir. Pertama, kata “tempoh” menjadi “tempo”; kedua, kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “atas nama bangsa Indonesia”; ketiga, cara menulis tanggal : “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.[11] Akhirnya pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, naskah tersebut dibacakan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Adapun susunan acara pada peristiwa tersebut meliputi:
1.   Pembacaan Proklamasi, disampaikan oleh Soekarno yang dilanjutkan dengan pidato singkat;
2.   Pengibaran bendera Merah-Putih. Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat Secara spontan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran bendera Merah-Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia raya;
3.   Sambutan Wali Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.[12]

Source: google
Source: google
Selain teks asli yang dibacakan, setelah naskah diketik dini hari sebelumnya, Soekarno telah meminta para pemuda agar menyebarluaskannya dalam bentuk pamplet. Secara beranting naskah dikirimkan ke berbagai pelosok dunia. Naskah diterima berbagai tempat dalam waktu yang berbeda-beda.Bandung misalnya sudah terima siang hari, juga Yogyakarta dimana kesultanan Yogyakarta Hadiningrat segera menyatakan dukungan. Ke luar negeri, berita dipancarkan dari Jakarta yang ditangkap radio di Yogyakarta, kemudian dipancarkan ke Bukit Tinggi untuk kemudian dipancarkan ke India, barulah kemudian ke seluruh dunia.[13]

Persidangan PPKI
Proklamasi kemerdekaan yang telah dikumandangakan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum penting yang menandai lahirnya negara Indonesia. Akan tetapi secara hukum Indonesia belumlah memenuhi syarat untuk dapat dikatakan sebagai sebuah negara. Sebuah tantangan yang kemudian menjadi tanggung jawab PPKI untuk dapat memenuhinya. Maka dari itu PPKI pun mengadakan beberapa kali persidangan, diantaranya:
Pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945;
1.   Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2.   Memilih Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
3.   Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat, pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional
Kedua,tanggal 19 Agustus 1945;
1.   Pembagian wilayah yang terdiri atas 8 Propinsi
2.   Pembentukan Komite Nasional (daerah)
3.   Penetapan 13 Kementerian
Ketiga, tanggal 22 Agustus 1945;
1.   Pembentukan Komite Nasional (pusat)
2.   Pembentukan Partai Nasional Indonesia, dan
3.   Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.[14]

Beberapa Catatan Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Terdapat beberapa catatan menarik mengenai peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Salah satu diantaranya dan mungkin paling menonjol adalah bagaimana kecerdasan politik dari para tokoh nasional dalam “memanfaatkan” setiap peluang yang diberikan Jepang mulai dari BPUPKI, hingga peristiwa proklamasi kemerdekaan yang “manis” karena tidak menimbulkan kesan kemerdekaan sebagai “Hadiah” dari Jepang, melainkan sebagai hasil perjuangan dari seluruh tumpah darah Indonesia.
Hal yang juga menarik adalah cerita mengenai keterlibatan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang Laksamana Maeda dalam mendukung perjuangan kemerdekaan. Laksmana Maeda meski dalam posisi yang sulit, telah menunjukan kesetiaan terhadap Semangat Samurai yang telah dipegangnya, ia tanpa ragu-ragu sedikitpun memberikan dukungannya meski harus mempertaruhkan kedudukan dan nyawanya demi tujuan kemerdekaan Indonesia.

Referensi
Dewa Agung.2010.Perjuangan Menuju Terbentuknya Negara Republik Indonesia. Jurnal Sejarah. Nomor 1, Februari 2003 Hal.41-57

Sularto dan D. Rini Yunarti.2010.Konflik Di Balik Proklamasi Kemerdekaan : BPUPKI, PPKI dan Kemerdekaan. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara


William H. Frederick dan Soeri Soeroto.2005.Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta : LP3ES




[1] Dewa Agung.2003. Perjuangan Menuju Terbentuknya Negara Republik Indonesia. Jurnal Sejarah.hlm.42
[2] Ibid.hlm.44
[3] Ibid.hlm.46-47
[4] Sularto dan D.Rini Yunarti.2010.Konflik Di Balik Proklamasi BPUPKI, PPKI dan Kemerdekaan.Jakarta:Kompas hlm.51
[5] Ibid.hlm.3
[6] Dewa Agung.op.cit.hlm.47
[7] Sularto dan D.Rini Yunarti.op.cit.hlm.54
[8] William H. Frederick dan Sari Soeroto.2005.Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi.Jakarta:LP3ES.hlm.302
[9]  Ibid.hlm 301-302. Menurut adat istiadat Jepang hubungan antara Angakatan Darat dan Angkatan Laut, meskipun dalam prakteknya senantiasa ada pertentangan satu sama lain di dalam banyak soal dalam negeri, dihormati sebagai dasar persahabatan. Atau dengan kata lain apa yang terjadi di kediaman Maeda tidak dapat dicampuri oleh Angakatan Darat dan harus dihormati tidak dalam arti hukum melainkan suatu adat istiadat yang lazim.
[10] Dewa Agung.op.cit.hlm.50
[11] Sularto dan D.Rini Yunarti.op.cit.hlm.58. Mengenai angka “05”, sejarawan Prof.Dr. Nugroho Notosusanto pernah menjelaskan, angka tahun 05 adalah singkatan angka tahun 2605 tarikh Sumera (Kalender Jepang) yang sama arti dengan tahun 1945 Masehi.
[12] Dewa Agung.op.cit.hlm.51
[13] Sularto dan D.Rini Yunarti.op.cit.hlm.54
[14] Dewa Agung.op.cit.hlm.52

Read more...

Benarkah Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?

0 komentar
BENARKAH INDONESIA DIJAJAH BELANDA SELAMA 350 TAHUN?
Oleh: Fahmi Haristian Fauzi

Lama Waktu Penjajahan Belanda di Indonesia
Secara umum, di banyak buku pelajaran sejarah telah disebutkan bahwa penjajahan Belanda atas Indonesia berlangsung selama kurang lebih 350 tahun. Namun, benarkah demikian yang terjadi?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya terlebih dulu akan melakukan elaborasi terhadap konsep “Penjajahan” bangsa Belanda di Indonesia dengan merujuk pada beberapa periodisasi terkait. Selain itu pula perlu dijelaskan mengenai konsep “Indonesia”. Sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan mengenai berapa lama Indonesia dijajah oleh Belanda.
Keberadaan bangsa Belanda di Indonesia setidaknya dapat dibagi ke dalam tiga periodesiasi, yaitu masa penjelajahan awal, masa VOC dan masa kolonialisme. Periodisasi tersebut digolongkan berdasarkan atas tujuan yang hendak dicapai oleh Belanda ketika berada di Indonesia. Berdasarkan periodisasi tersebut kita dapat menentukan awal mula penjajahan yang dilakukan Belanda di Indonesia.
Penjelajahan Belanda pertama dimulai pada tahun 1595 setelah empat buah kapal Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman berangkat dari Amsterdam. Mereka sampai di pelabuhan Banten pada tanggal 22 Juni 1596. Selanjutnya pelayaran kedua dipimpin oleh Jacob van Neck, yang tiba di pelabuhan Banten pada tahun 1598. Secara umum tujuan kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia pada masa itu adalah untuk mencari rempah-rempah guna kepentingan perdagangan. Periodisasi ini tentu tidak tepat digunakan sebagai titik awal penjajahan Belanda di Indonesia, karena Belanda sama sekali belum memiliki pengaruh di Indonesia.

Source: google
Masa selanjutnya adalah masa monopoli perdagangan oleh VOC (1602- 1799). Tujuan Berdirinya VOC secara umum adalah menguasai perdagangan dan memenangkan persaingan dengan orang-orang Eropa. Melalui hak istimewa disebut hak octrooi yang diberikan Pemerintah Belanda VOC kemudian memiliki legitimasi untuk melakukan usahanya di Indonesia mulai dari hak monopoli perdagangan; hak memiliki tentara sendiri; hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah yang dikuasai; hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri; hak mengumumkan perang dengan negara lain hak memungut pajak; samapi dengan hak mengadakan pemerintahan sendiri. Apabila diperhatikan, dengan adanya hak-hak tersebut VOC tak ubahnya seperti negara Belanda yang “pindah” di Indonesia. Atau dengan kata lain, Belanda melalui VOC mulai menanamkan pengaruhnya di Indonesia. Sedangkan monopoli perdagangan yang cenderung merugikan bagi masyarakat, menurut pandangan saya  merupakan bentuk awal penjajahan Belanda di Indonesia.
Masa selanjutnya adalah masa kolonialisme pasca kejatuhan VOC. Masa ini ditandai dengan pengangkatan Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia pada tahun 1808. Masa ini bisa dikatakan sebagai masa penjajahan Belanda yang sebenarnya atas Indonesia, karena pada masa ini Belanda memiliki kontrol sepenuhnya baik terhadap wilayah maupun Pemerintahan di Indonesia. Beberapa kebijakan yang diterapkan Belanda pada masa ini antara lain, sistem kerja rodi, tanam paksa, penguasaan lahan, serta penggolongan penduduk. Masa ini berakhir pasca penyerahan kekuasaan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang pada 8 Maret 1942.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, saya berasumsi bahwa titik awal penjajahan Belanda atas Indonesia adalah pada kurun waktu 1602-1799, dimana Belanda melalui VOC telah memiliki pengaruh dan mengambil alih separuh kendali atas Indonesia melalui monopoli perdagangan. Penjajahan kemudian berlanjut dan berkembang menjadi lebih besar pada kurun 1808-1942, ketika Belanda memiliki kontrol penuh baik terhadap wilayah maupun pemerintahan di Indonesia dan berakhir pada masa pendudukan Jepang. Maka apabila kedua periodisasi tersebut dijumlahkan menjadi 313 tahun lamanya. Mengenai konsep Indonesia sendiri, secara umum Indonesia yang dimaksud bukanlah Indonesia sebagai sebuah negara, melainkan hanya untuk menggambarkan wilayah nusantara yang diduduki Belanda setidaknya sebelum tahun 1928. Karena apabila yang dijadikan patokan adalah konsep “Indonesia” sebagai bangsa atau negara, lama penjajahan Belanda atas Indonesia tentu akan berbeda.

Hikmah
Banyak hikmah yang dapat kita petik dari masa pendudukan Belanda di Indonesia. Salah satu yang penting untuk disadari oleh bangsa Indonesia adalah bahwa penjajahan Belanda atas Indonesia diawali dengan masuknya pengaruh Belanda melalui sistem ekonomi Indonesia. Maka segera setelah Belanda telah menguasai sistem perekonomian, mereka kemudian memiliki kontrol penuh atas hampir seluruh wilayah maupun pemerintahan di Indonesia. Gejala yang kemudian juga muncul pada kondisi Indonesia pada masa ini.
Selain itu belajar dari pengalaman sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan Belanda melalui VOC, kita seharusnya sadar bahwa sistem yang demikian tidak akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat, karena hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang memiliki modal besar tanpa memberikan ruang bagi rakyat kecil untuk menikmati keuntungan yang sama.

Referensi
Parakitri T. Simbolon.2006.Menjadi Indonesia.Jakarta: Kompas
Read more...